Labuan Bajo–Penggabungan Pelindo membuka kesempatan perusahaan untuk go global. Hal ini akan meningkatkan posisi Pelindo menjadi operator terminal peti kemas terbesar ke-8 di dunia dengan total throughput peti kemas tahun 2019 sebesar 16,7 juta TEUs.
Hal tersebut disampaikan Dirut PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Arif Suhartono saat peresmian Terminal Multi Purpose Wae Kelambu Pelabuhan Labuan Bajo oleh Presiden RI Joko Widodo, Kamis (14/10) di Labuan Bajo Manggarai Barat.
“Penggabungan BUMN pelabuhan ini juga menyatukan sumber daya keuangan, peningkatan leverage dan memperkuat permodalan perusahaan,” ujarnya.
Dijelaskannya, pada tanggal 1 Oktober 2021 yang bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila, penggabungan PT Pelindo 1, 2, 3 dan 4 akhirnya dapat terlaksana sesuai dengan waktu yang direncanakan.
“Penggabungan Pelindo telah diwacanakan sejak lebih dari 15 tahun yang lalu namun baru dapat terealisasi, hal ini tidak terlepas dari dukungan Pemerintah yang luar biasa khususnya Kementerian BUMN dan Kementerian Perhubungan serta kementerian terkait lainnya dan juga dukungan dari Parlemen khususnya Komisi V dan VI yang senantiasa membantu kami dalam keseluruhan prosesnya,” ucapnya
Pengelolaan layanan kepelabuhan selama ini dilakukan secara terpisah sedangkan kapabilitas dari masing-masing Pelindo tidaklah sama baik dari sisi keuangan, sumber daya manusia dan experience, hal ini mengakibatkan adanya perbedaan performansi atas layanan yang diberikan yang pada akhirnya berdampak kepada ketidakefisienan sistem logistik nasional.
Penggabungan BUMN layanan Kepelabuhanan diharapkan dapat mewujudkan industri kepelabuhanan nasional yang lebih kuat melalui konektivitas maritim di seluruh Indonesia, sehingga dapat membantu menurunkan biaya logistik nasional secara bertahap, serta meningkatkan kinerja dan daya saing BUMN di bidang kepelabuhanan di tingkat global.
Penggabungan menjadi satu Pelindo juga memudahkan koordinasi dalam pengembangan kawasan industri dan ekonomi khusus di sekitar pelabuhan di daerah-daerah, sehingga mendorong peningkatan konektivitas dengan hinterland, yang akan berdampak pada meningkatnya kegiatan perekonomian daerah pada berbagai wilayah di Indonesia.
Arif menegaskan bahwa maju tidaknya Industri Kepelabuhanan dan Logistik di Indonesia tentu bukan hanya karena Penggabungan Pelindo semata, namun perlu juga didukung oleh kerja keras dan sinergi antar stakeholder kepelabuhanan seperti Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang terkait, pelaku usaha, dan pemangku kepentingan lainnya.
“Untuk itu kami memohon dukungan dan kerjasama agar Pelindo dapat terus menjalankan misinya dan mewujudkan visinya untuk. Menjadi Pemimpin Ekosistem Maritim Terintegrasi dan Berkelas Dunia”, pungkasnya. (**)
Leave a Reply